PERCOBAAN I
SINTESIS DIBENZALASETON
I.
Tujuan
percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini yaitu memahami reaksi adisi suatu molekul aldehida ke
molekul aldehida yang lain dan mempelajari sintesis dibenzalaseton dengan
reaksi kondensasi aldol (Claisen-schmidt).
II. Tinjauan pustaka
Bagi kehidupan senyawa karbonil sangatlah penting
karena dalam kimia organik gugus karbonil adalah gugus terpenting. Pemanfaatan
gugus karbonil hampir disetiap proses sintesis (obat maupun bukan obat. Gugus
karbonil kebanyakan terkandung dalam molekul bioaktif yang penting (termasuk
obat-obatan). Rekasi pada gugus karbonil biasa melibatkan mekanisme-mekanisme
faali (misalnya mekanisme penglihatan). Banyak senyawa-senyawa sintetik/alami
yang penting dalam kehidupan sehari-hari mengandung gugus karbonil (Rudyanto,
2010).
Senyawa
karbonil yang mempunyai hidrogen yang terikat pada atom karbon alfa dapat
mengalami reaksi kondensasi. Reaksi ini dilakukan dengan katalis basa yang
berfungsi untuk membentuk ion karbon dengan mengikat atom H alfa. Reaksi
kondensasi ini banyak dijumpai, diantaranya reaksi pembuatan dibenzalaseton
ini. Reaksi ini antara aldehid dengan
suhu keton dengan adanya basa adalah suatu contoh rekais kondensasi aldol (aldehid-keton)
campuran, yang sering dikenal dengan reaksi Claisen Schmidt (Tim Dosen organik
sintesis, 2015).
Menurut
Rudyanto (2010), contoh senyawa karbonil adalah aldehid dan keton. Beriut
adalah rumus umum dari aldehid dan keton:
Senyawa
karbonil tidak jenuh α, β merupakan senyawa yang dapat disentesis melalui
kondensasi aldol dengan cara mereaksikan dua senyawa aldehida atau keton, salah
satu senyawa aldehida atau keton tersebut harus mempunyai atom hidrongen- α.
Secara teori, dibenzalaseton dapat disentesis melalui kondensasi aldol antara
benzaldehida dan aseton menggunakan katalis natrium hidroksida (Pirrung, 2007).
Suatu
reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi
satu molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil
(seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak
dilepaskannya suatu molekul kecil. Bila suatu aldehid diolah dengan basa NaOH
dalam air, ion enolat yang terjadi cepat bereaksi pada gugus karbonil dari
molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi suatu molekul aldehid ke
molekul aldehid yang lain (Fessenden dan Fessenden, 1986).
Menurut Fessenden dan Fessenden
(1986), bila suatu aldehid
diolah dengan basa seperti NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi dapat
bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah
adisi satu molekul aldehida ke molekul alsehida lain. Reaksi ini disebut suatu reaksi
kondensasi aldol. Kata aldol yang diturunkan dari aldehida dan alkohol produk
itu, yang menarik produk itu, yang merupakan suatu aldehida B-hidroksil suatu
reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi
satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil
(seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak
dilepaskan suatu molekul kecil. Dua molekul aldehid bergabung membentuk
β-hidroksi aldehid yang disebut aldol.
Kondensasi aldol berasal dari dua molekul aldehid yang berkombinasi membentuk
aldehid tak jenuh dan air. Reaksi yang lain juga dikenal adalah reaksi adisi
aldol. Enolat
dapat bertindak sebagai nukleofilik karbon dan beradisi pada gugus karbonil
pada molekul aldehid atau keton lain. Reaksi ini membentuk dasar bagi
kondensasi aldol yaitu suatu reaksi pembentukan ikatan karbon-karbon yang
sangat bermanfaat. Kondensasi yang paling sederhana adalah gabungan dua molekul
asetaldehida, yang terjadi jika larutan aldehid diberi larutan basa.
Kondensasi
aldol mudah dibuat melalui pembentukan anion enolat dari satu senyawa karbonil
yang diadisikan kepada karbon karbonil lain. Contohnya adalah reaksi antara
asetaldehida dan benzaldehida. Dengan adanya basa, hanya satu macam enolat yang
terbentuk (benzaldehida tidak memiliki hidrogen α). Jika enolat dari asetaldehida
beradisi pada gugus karbonil benzaldehida, terbentuk kondensasi aldol campuran
(Surdia, 1986).
Secara
umum, berlangsungnya reaksi konversi aseton adalah melalui mekanisme reaksi
kondensasi aldol. Mekanisme reaksi mekanisme tersebut merupakan gabungan antara
langkah reaksi asam basa dari Bronsted (proton transfer) dan Lewis step
(electron transfer). Reaksi aldol bermula dari pemisahan proton berposisi α
(alfa) membentuk enolat yang beresonansi. Anion ini sangat reaktif sebagai
nukleofil yang mampu menyerang gugus karbonil yang miskin elektron dari molekul
aseton (Lewis step) dan membentuk produk antara yakni alkoksida. Selanjutnya
terprotonasi membentuk produk aldol yakni diaseton alkohol (DAA) (Setiadi,
2009).
Kondensasi
aldol merupakan reaksi yang sangat penting dalam kimia organik dimana salah
satunya adalah kondensasi Claisen Schmidt. Reaksi tersebut merupakan reaksi
antara aldehida atau keton yang memiliki hidrogen alfa. Kondensasi Claisen
Schmidt berlangsung dalam suasana basa, katalis tersebut membantu terbentuknya
anion enolat dan anion enolat bersifat sebagai nukleofil sehingga dapat
menyerang gugus aldehida dan membentuk ikatan karbon-karbon, seperti pada reaksi
benzaldehida dengan aseton yang menghasilkan benzalaseton dan dibenzalaseton
(Monson, 1971).
Menurut Monson
(1971), rekristalisasi merupakan proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh
zat murni atau kristal yang lebih murni. Langkah penentuan pelarut dalam
rekristalisasi merupakan langkah penentu keberhasilan pemisahan. Senyawa
organik berbentuk kristal yang diperoleh dari suatu reaksi biasanya tidak murni
karena masih terkontaminasi sejumlah kecil senyawa yang terjadi selama reaksi.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar
pengotor. Senyawa ini dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi menggunakan
pelarut yang sesuai. Suatu
pelarut dapat dipakai dalam proses rekristalisasi jika :
1.
Memberikan
daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dan zat pengotor.
2. Tidak meninggalkan zat pengotor pada
Kristal
3. Mudah dipisahkan dari Kristal
4. Bersifat inert
(tidak mudah bereaksi) dengan kristal
Suatu reaksi
kondensasi adalah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu
molekul yan besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti
air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana dilepaskan suatu
molekul kecil (Fessenden dan fessenden, 1999).
III.
Alat
Dan Bahan
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada
percobaan ini yaitu erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 10 dan 50 mL, termometer,
neraca analitik, penyaring buchner, gelas arloji, batang pengaduk, pipet tetes,
botol semprot, loyang, lemari asam, melting point, pipa kapiler, pompa vakum
dan sendok zat.
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada
percobaan ini yaitu NaOH, etanol 96%, benzaldehid, aseton, aquades dan kertas
saring.
IV.
Prosedur
kerja
Memasukkan 62,5 gram NaOH ke dalam erlenmeyer 500 mL
dan menambahkan 62,5 mL air dan 50 mL alkohol, kemudian mengaduknya dengan
batang pengaduk dan menempatkannya dalam wadah yang berisi air dingin. Menjaga
temperatur larutan 20-25 oC, selanjutnya mengaduk dan menambahkan
separuh campuran dengan 6,4 mL benzaldehid murni dan 2,3 mL aseton. Pada 2-3
menit akan terbentuk endapan. Setelah 12 menit menambahkan sisa campuran
benzaldehid-aseton. Kemudian melanjutkan mengaduk larutan selama 30 menit. Menyaring campuran dengan penyaring
buchner dan mencuci dengan air dingin untuk mengeliminasi alkali. Mengeringkan
padatan pada suhu hingga diperolah berat konstan (27 gram crude dibenzaldehid,
titik leleh 105-107oC. Merekristalisasi padatan dengan etanol 90%
(2,5 mL per gram). Merecoveri dibenzaldehid murni diperoleh sekitar 80% dengan
titik leleh 112 oC.
V. Hasil Pengamatan
No.
|
perlakuan
|
Hasil
|
1
|
6,25 gr NaOH +
62,5 gr aquades + 50 ml etanol
|
-larutan being
- suhu
meningkat
|
2
|
- Larutan 1 + benzaldehid 6,4 ml + 2,3 ml aseton (2-3
menit)
- Pada menit ke 12
|
-
Laritan berwarna kuning
-
Larutan berubah warna menjadi orange
|
3
|
Larutan II +
sisa campuran benzaldehid dan aseton
|
Larutan
berwarna orange muda, ada endapan
|
4
|
Disaring
|
Warna endapan
kuning
|
5
|
Dikeringkan +
ditimbang
(crude dibenzalaseton )
|
Warna endaan
kuning
Berat = 11, 472 gram
Titik leleh =
105oC-107oC
|
6
|
Rekristalisasi
dengan etanol 28, 56 ml
(dibenzalaseton
Murni)
|
Warna endaan
kuning
Berat = 9, 108 gram
Titik leleh =
111oC-114 oC
|
analisis Data
Dik :
·
Berat jenis benzaldehid : 1,04 g/mL
·
Berat jenis etanol : 0,789 g/mL
·
Berat jenis aseton : 0,79 g/mL
·
Berat jenis aquades : 1 g/mL
·
Volume benzaldehid : 6,4 mL
·
Volume aseton : 2,3 mL
·
Volume etanol : 50 mL
·
Volume akuades : 62,5 mL
·
Berat kristal dibenzalaseton : 9, 108 gram
Dit : Rendemen dibenzalaseton.........?
Penye :
·
Berat dibenzaldehid
ρ
1,04
g/mL
m
6,656 gram
·
Berat etanol
ρ
0,789
g/mL
z
m
39,45 gram
·
Berat aseton
ρ
0,79
g/mL
m
1,817 gram
·
Berat akuades
ρ
1
g/mL
m
62,5
gram
Berat
total = Berat NaOH + berat benzaldehid + berat akuades + berat etanol + aseton
= 6,2 gram + 6,656 gram + 62,5 gram + 39,45
gram + 1,817 gram.
= 116,623
gram
Rendemen kristal dibenzalaseton :
Rendemen
(%) =
x
100%
·
Sebelum rekristalisasi
Rendemen
(%) =
x
100%
= 9,8368 %
·
Sesudah rekristalisasi
Rendemen
(%) =
x 100%
= 7,8097 %
VII.Pembahasan
Dibenzalaseton
dapat dibuat melalui reaksi kondensasi dari aseton dan dua ekivalen
benzaldehida. Gugus karbonil dari benzaldehida lebih reaktif dari gugus
karbonil dari benzaldehida lebih reaktif dari gugus karbonil aseton sehingga
bereaksi cepat dengan anion aseton menghasilkan beta hidroksi keton. Senyawa
hidroksi keton ini selanjutnya dengan mudah mengalami dehidrasi dengan
berkatalis basa. Tergantung pada jumlah relatif pereaksi yang digunakan, reaksi
dapat menghasilkan mono atau dibenzalaseton.
Pada
percobaan kali ini bertujuan untuk memahami reaksi adisi suatu molekul aldehida
ke molekul aldehida yang lain dan mempelajari sintesis dibenzalaseton dengan
reaksi kondensasi aldol (Claisen-schmidt). Dan bahan-bahan yang digunakan pada
percobaan ini yaitu NaOH, etanol 96%, benzaldehid, aseton, aquades dan kertas
saring.
Tahap pertama yang dilakukan yaitu mereaksikan 62,5
gram NaOH, 62,5 mL air dan 50 mL alkohol kedalam erlenmeyer 500 mL dan suhunya
meningkat. Kemudian dilakukan pengadukan hingga NaOH nya larut. Sementara itu,
terjadi pelepasan kalor oleh larutan ditandai dengan panasnya gelas kimia. Oleh
karena itu gelas kimia tersebut diletakkan dalam wadah berisi air dingin untuk
mencegah pembentukan senyawa baru yang tidak diinginkan dan mencegah penguapan
aseton. Dan menjaga temperatur larutan pada suhu 20-25 0C, kemudian
mengaduk dan menambahkan separuh dari campuran dibenzaldehid-aseton, fungsi
dari pencampuran bertahap yaitu untuk pembentukan intermediet (prodak sementra)
benzalaseton dan warna larutan berwarnah kuning. Dalam reaksi ini, natrium
hidroksida berperan sebagai katalis sedangkan etanol sebagai pelarut yang
menguraikan aseton dan benzaldehid sehingga dapat bereaksi satu dengan yang
lain. Pada 2-3 menit akan terbentuk endapan. Pada keadaan tersebut, anion beradisi
pada karbon karbonil dari molekul aldehida lain dan membentuk sebagian kecil
enolat. Setelah 15 menit, tambahkan sisa campuran benzaldehid-aseton, pada
tahap pencampuran kedua yaitu bertujuan sebagai pembentuk produk
dibenzalaseton. Lalu melanjutkan pengocokan, pengocokan bertujuan untuk
mempercepat terjadinya reaksi pada larutan.
Mekanisme reaksi
pempembentukan dibenzal aseton mengikuti kondensasi aldol silang. Kondensasi
aldol silang adalah kondensasi antara aldehid atau keton dengan karbonil dari
ldehid atau keton yang lain. Benzaldehid yang tidak memiliki Hα sehingga tidak
dapat terbntuk ion enolat. Aseton memiliki Hα yang mana ion OH- akan
menyerang atom C dengan Hα untuk membentuk ion enolat. Atom C akan melepas
suatu atom H dan terbentuk ion enolat yang reaktif dan bertindak sebagai
nukleofil atau atom C karbanion. Karbanion akan menyerang C karbonil dari
benzaldehid yang bermuatan parsial positif dan elektron pada ikatan rangkap
beresonansi ke atom O membentuk ion alkosida akan mengambil sebuah proton dari
dalam air menghasilkan produk aldol (α, β-hidroksi). Karena dimetil keton
memiliki 2 hidrogen α, maka reaksi ini akan tetap berlangsung dengan
berlangsung dengan penambahan benzaldehid sehingga akan dihasilkan senyawa
dibenzalaseton.
Selanjutnya menyaring
campuran menggunakan penyaring buchner yang bertujuan untuk memisahkan endapan
dari filtratnya dimana warna endapannya berwarna kuning, kemudian mencuci
dengan air dingin untuk mengeleminasi alkali. Selanjutnya mengeringkan padatan pada
suhu hingga diperoleh berat konstan, dan diperoleh beratnya 11,472 gram.
Kemudian mengukur titik leleh dari kristal tersebut menggunakan alat melting
point dan diperoleh titik lelehnya yaitu 105oC-107oC
dan juga ditentukan rendemennya sehingga diperoleh rendemen sebelum
rekristalisasi yaitu
Kemudian merekristalisasi padatan dengan etanol 90%
(2,5 mL per gram). Rekristalisasi merupakan proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh
zat murni atau kristal yang lebih teratur/murni. Senyawa organik berbentuk
kristal yang diperoleh dari suatu reaksi biasanya tidak murni. Mereka masih
terkontaminasi sejumlah kecil senyawa yang terjadi selama reaksi. Oleh karena
itu perlu dilakukan pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar pengotor.
Pada percobaan ini digunakan etanol untuk merekristalisasi karena sifat etanol
yang semi polar dan mudah menguap. Maka berat kristal yang diperoleh yaitu 9, 108 gram. Setelah itu mengukur titik leleh dari kristal
setelah rekristalisasi, titik leleh yang diperoleh yaitu pada suhu 111oC-114
oC. Dengan diketahuinya
berat dibenzalaseton yang diperoleh, maka rendemen dari dibenzalaseton dapat
ditentukan dan rendemen dibenzalaseton yang diperoleh yaitu sebesar 7,8097 %. Menurut Tim Dosen
Kimia Organik Sintesis (2015), setelah direkoveri dibenzalaseton murni
diperoleh sekitar 80% dengan titik leleh 112o C. Berdasarkan
literatur yang ada, dibenzalaseton yang didapatkan tidak sesuai literatur, ini
disebabkan mungkin ketidak telitian dalam melakukan penambahan larutan yang
digunakan. Kemudian setelah direkristarisasi wujud kristal yang didapatkan
yaitu berwana kuning. Menurut Qwaro (2015) dibenzalaseto memiliki bentuk
padatan dengan warna kuning pucat,sedikit larut dalam alkohol dan eter, juga
mudah larut dalam kloroform dan aseton. Berdasarkan literatur yang ada, hasil
rekristalisasi telah sesuai dengan literatur.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Dibenzalaseton dapat dibuat melalui
reaksi kondensasi dari aseton dan dua ekivalen benzaldehida
2.
Gugus karbonil dari benzaldehida lebih
reaktif dari gugus karbonil aseton sehingga bereaksi cepat dengan anion aseton
menghasilkan beta hidroksi keton.
3.
Mekanisme reaksi pempembentukan dibenzal aseton mengikuti
kondensasi aldol silang. Kondensasi aldol silang adalah kondensasi antara
aldehid atau keton dengan karbonil dari ldehid atau keton yang lain.
4.
Diperoleh berat kristal sebelum
rekristalisasi yaitu 11,472 gram dan titik lelehnya yaitu 105oC-107oC
serta rendemen sebelum rekristalisasi yaitu
5.
Diperoleh berat kristal sesudah
rekristalisasi yaitu 9, 108 gram dan titik lelehnya yaitu 111oC-114
oC serta rendemen sebelum rekristalisasi yaitu 7,8097 %.
Daftar
pustaka
Fessenden, Ralph, J. Dan Joam, S. Fessenden. 1999. Kimia Organik. Jilid 1. Edisi 3. Erlangga.
Jakarta.
Fessenden, Ralph, J. Dan Joam, S. Fessenden. 1999. Kimia Organik. Jilid 2. Edisi 3.
Erlangga. Jakarta.
Monson,
R.S., 1971. Advanced Organic Synthesis :
Methods and Technique., Academic Press Inc, New York
Pirrung,
2007, The Synthetics Organic Chemist’s
Companion, John Willey & Sons Inc.New Jersey
Rudyanto,M.2010.Ff.unair.ac.id/entryfile/miscfiles/PPTS/Aldehida%20dan%Keton.ppt,
diakses 22 April 2015.
Setiadi. 2009. Uji Kinerja Katalis ZSM-5 dalam Konversi
Aseton menjadi Hidrokarbon Aromatik, Simposium dan Kongres Teknologi Katalitis.
Serpong. Depok.
Surdia, 1986. Destillation
Design 1st Edition. Mc. Graw Hill Inc. New York.
Tim Dosen Kimia
Organik Sintesis. 2015. Penuntun
Praktikum Kimia Organik Sintesis. FMIPA. Universias Tadulako
thank you ka nolvin sangat membantuu :D :D :)
BalasHapusterimakasih kak, ini sangat membantu :)
BalasHapusterimakasih , sangat membantu
BalasHapusTerima kasih ini sangat membantu
BalasHapus